Berita adminFebruary 21, 2023February 21, 2023 Sebanyak 100 peserta antusias mengikuti akademi literasi lansia di Ruang Penida Noor, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.Sementara hasil penelitian Mafindo bersama UNICEF yang dilakukan pada 2020 menunjukkan, faktor usia dan pendidikan berpengaruh kuat pada kepercayaan pada informasi hoaks. Para lansia memiliki akses terbatas pada informasi yang benar, karena ketidakterampilan mereka dalam menggunakan gawai komunikasi. Kelompok Lansia dinilai rentan terpengaruh oleh berita-berita hoaks yang beredar.Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, dosen Ilmu Komunikasi di Surabaya menjadi fasilitator akademi literasi lansia. Sebanyak 9 fasilitator berasal dari universitas yang beragam melakukan pendampingan kepada para lansia tersebut.Mereka adalah: Catur Suratnoaji (UPN), Yudiana Indriastuti (UPN), Merry Fridha (Untag), Lilik Hamidah (UINSA), Nur Annafi (Unitomo), Roziana Febrianita (UPN), Farikha Rachmawati (UPN), Hanna Nurhaqiqi (UPN), dan Augustin Mustika (UPN). Dalam pelaksanaannya, fasilitator mengajak peserta untuk berpikir kritis dalam melihat informasi yang beredar di dunia digital.Peserta diajak melakukan mengecek fakta setiap melalui berbagai platform yang dimiliki Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia). Salah satunya, chat bot Kalimasada. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Tular Nalar yang bertujuan meningkatkan kemampuan literasi digital warga lansia, kemampuan melindungi data dan privasi, serta kemampuan untuk bisa memilah kabar bohong dan kabar beneran atau faktual.Dekan FISIP UPN Catur Suratnoaji menyampaikan, kegiatan ini merupakan ajang pembelajaran antarsesama. Usai mengikuti pelatihan, lanjut Catur, para lansia cerdas dan berdaya itu bertugas menjadi agen untuk melakukan transfer ilmu (tular nalar) kepada keluarga, kerabat, hingga masyarakat. “Yang mereka dapat dari pelatihan ini tidak untuk diri sendiri, tetapi mereka menjadi agen untuk menyebarluaskan kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat di tempat masing-masing,” ujar Bapak Catur Suratnoaji.Sementara Ketua Porpi (Persatuan Olah Raga Pernapasan Indonesia) Hartanto sangat berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan dan berharap edukasi kepada lansia dapat dilakukan secara rutin. Setiap lapisan masyarakat termasuk lansia, katanya, membutuhkan inklusi digital agar bisa selalu cerdas memahami perubahan teknologi dan mempunyai skill set yang tepat dalam melakukan aktivitas sosial di dunia digital.